WomanIndonesia.co.id – Sehati Group menyerahkan perangkat Sehati TeleCTG kepada pemerintah Kabupaten Garut dan Labuan Bajo. Bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia menyerahkan tiga unit perangkat Sehati TeleCTG kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut sebagai bentuk dukungan dalam upayapenurunan AKI, AKB dan stunting
Ini dilakukan untuk mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan maternal hingga ke pelosok Tanah Air.
dr. Ari Waluyo, Sp.OG, Co-Founder & Chief Executive Officer Sehati Group mengatakan, kehadiran Sehati TeleCTG di pelosok Tanah Air dilatar belakangi oleh tingginya AKI, AKB dan stunting di Indonesia. Angka stunting di Kabupaten Garut merupakan yang tertinggi se-Jawa Barat.
Selama tahun 2017, di Garut juga ditemukan 111 kasus ibu hamil dengan anemia, 62 ibu hamil kekurangan energi kronis, dan 66 balita kurus.
Lebih lanjut dr. Ari Waluyo, Sp.OG menjelaskan, selain di Kabupaten Garut, Sehati TeleCTG kini juga sudah tersedia di tiga puskesmas di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kehadiran Sehati TeleCTG ini dibarengi dengan ketersediaan jaringan internet BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo).
Dengan keberadaan infrastruktur internet yang menunjang layanan kesehatan maternal jarak jauh, membuka kesempatan bagi ibu-ibu hamil diLabuan Bajo untuk mengakses layanan Antenatal Care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan yang lebih baik. “Adapun para ibu dapat memeriksakan kehamilannya menggunakan Sehati TeleCTG di puskesmas Wae Nakeng, Labuan Bajo, dan Rekas,” ujar dr. Ari.
Pengaplikasian layanan Sehati TeleCTG di puskesmas Labuan Bajo disaksikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, S.E pada Kunjungan Kerja Pertamanya beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini solusi Sehati TeleCTG telah digunakan oleh 20.000 ibu hamil dan lebih dari 10.500 bidan di 11 provinsi dan 27 Kabupaten Indonesia. Layanan Sehati TeleCTG yang berbasis inovasi dan teknologi tepat guna, secara sinergis membantu ibu hamil dan bidan dalam memantau perkembangan dan kesejahteraan janin; mendeteksi faktor risiko tinggi pada ibu hamil.
Kemudian perhitungan kontraksi dan tendangan bayi; menginterpretasi hasil pemeriksaan dan berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis bidan dan kandungan; serta penyediaan data real time bagi pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News