Stres yang tidak dikelola dengan tepat bisa berdampak buruk pada kesehatan salah satunya kebutaan.
Womanindonesia.co.id – Stres merupakan salah satu reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit. Stres membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri, Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia.
Setiap orang pasti pernah mengalami stres dan kondisi itu merupakan hal yang normal, hanya saja apabila Anda mengalami stres berat dan berlangsung lama maka akan berbahaya bagi kesehatan Anda yang bisa saja memicu kebutaan. Namun, benarkah itu? Simak penjelasannya berikut ini:
Melansir dari GoodDoktor, Tekanan darah tinggi dan depresi adalah konsekuensi kesehatan dari tingkat stres yang tinggi. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa stres juga dapat menyebabkan kebutaan.
Penelitian tersebut dipimpin oleh Prof. Bernhard Sabel, yang merupakan direktur Institute of Medical Psychology di Magdeburg University, Jerman.
Dalam makalahnya, Prof. Sabel dan rekannya menjelaskan bahwa stres yang terjadi secara terus-menerus, yang meningkatkan kadar hormon kortisol, dapat berdampak negatif pada mata dan otak.
Oleh karenanya, stres juga bisa menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kondisi seperti glaukoma dan neuropati optik, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kehilangan penglihatan total.
Mengenal conversion disorder
Stres dapat memicu penyakit syaraf dan kebutaan
Kebutaan histerikal atau fungsional digunakan untuk menjelaskan masalah penglihatan yang bukan dipicu kondisi struktur yang abnormal. Istilahnya adalah conversion disorder. Artinya, kebutaan terjadi di luar kesadaran pasien.
Kondisi mental ini menyebabkan seseorang bisa mengalami kebutaan, kelumpuhan, atau masalah sistem saraf lain yang tak dapat dijelaskan dari hasil evaluasi medis.
Pada kondisi ini, yang terjadi adalah represi emosi seperti rasa marah dan takut yang terkonversi menjadi penurunan fungsi penglihatan secara signifikan. Kerap kali, pasien mengira yang terjadi adalah masalah pada lensa sehingga perlu menggunakan kacamata.
Gejala awalnya bisa muncul tiba-tiba setelah mengalami sesuatu yang memicu stres. Selain itu, orang yang memiliki masalah perilaku juga berisiko menderita conversion disorder. Untuk mengatasinya, bisa dilakukan kelola stres dan terapi bicara dengan pakarnya. Tujuannya adalah untuk meredakan gejala yang muncul.
Berikut adalah 10 cara mengelola stres
1. Olahraga
Berolahraga secara teratur adalah salah satu cara terbaik untuk merilekskan tubuh dan pikiran Anda. Plus, olahraga akan meningkatkan mood Anda. Tetapi Anda harus sering melakukannya agar membuahkan hasil.
Lakukan hingga 2 jam 30 menit olahraga dengan intensitas sedang seperti jalan cepat atau 75 menit olahraga yang lebih berat seperti berenang, jogging, atau olahraga lainnya. Fokus pada penetapan target kebugaran yang bisa Anda penuhi agar tidak menyerah. Yang terpenting, ingatlah bahwa melakukan olahraga apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali.
2. Rilekskan Otot Anda
Saat Anda stres, otot Anda menjadi tegang. Anda dapat membantu melonggarkannya sendiri dan menyegarkan tubuh Anda dengan:
- Peregangan
- Menikmati pijatan
- Mandi air panas atau mandi
- Tidur nyenyak
3. Pernapasan Dalam
Berhenti dan mengambil beberapa napas dalam-dalam dapat menghilangkan tekanan Anda segera. Anda akan terkejut betapa Anda merasa jauh lebih baik setelah Anda menguasainya. Ikuti saja lima langkah ini:
- Duduklah dalam posisi yang nyaman dengan tangan di pangkuan dan kaki di lantai. Atau Anda bisa berbaring.
- Tutup matamu
- Bayangkan diri Anda berada di tempat yang santai. Bisa di pantai, di padang rumput yang indah, atau di mana saja yang memberikan perasaan damai.
- Perlahan-lahan ambil napas dalam-dalam dan keluarkan.
- Lakukan ini selama 5 hingga 10 menit setiap kali.
4. Makan dengan Baik
Makan makanan yang teratur dan seimbang akan membantu Anda merasa lebih baik secara umum. Ini juga dapat membantu mengendalikan suasana hati Anda . Makanan Anda harus penuh dengan sayuran, buah, biji-bijian , dan protein tanpa lemak untuk energi. Dan jangan lewatkan satupun. Itu tidak baik untuk Anda dan dapat membuat Anda dalam suasana hati yang buruk, yang sebenarnya dapat meningkatkan stres Anda.
5. Pelan-pelan
Kehidupan modern begitu sibuk, dan terkadang kita hanya perlu memperlambat dan bersantai. Lihatlah hidup Anda dan temukan cara-cara kecil untuk melakukannya. Sebagai contoh:
Atur jam tangan Anda 5 hingga 10 menit ke depan. Dengan begitu Anda akan mendapatkan tempat sedikit lebih awal dan menghindari stres karena terlambat. Saat Anda mengemudi di jalan raya, beralihlah ke jalur lambat sehingga Anda dapat menghindari kemarahan di jalan.
Bagilah pekerjaan besar menjadi pekerjaan yang lebih kecil. Misalnya, jangan mencoba menjawab semua 100 email jika tidak perlu jawab saja beberapa di antaranya.
6. Istirahatlah
Anda perlu merencanakan waktu senggang yang nyata untuk memberikan waktu istirahat bagi pikiran Anda dari stres. Jika Anda adalah orang yang suka menetapkan tujuan, ini mungkin sulit bagi Anda pada awalnya.
Tapi tetap dengan itu dan Anda akan menantikan saat-saat ini. Hal-hal tenang yang dapat Anda lakukan meliputi:
- Meditasi
- Yoga
- Tai Chi
- Doa
- Mendengarkan musik favorit Anda
- Menghabiskan waktu di alam
7. Luangkan Waktu untuk Hobi
Anda perlu menyisihkan waktu untuk hal-hal yang Anda sukai. Cobalah untuk melakukan sesuatu setiap hari yang membuat Anda merasa baik, dan itu akan membantu menghilangkan stres Anda. Tidak harus banyak waktu bahkan 15 sampai 20 menit sudah cukup. Hobi bersantai meliputi hal-hal seperti:
- Membaca
- Rajutan
- Melakukan proyek seni
- Bermain golf
- Menonton film
- Bermain puzzle
- Bermain kartu dan permainan papan
8. Bicara Tentang Masalah Anda
Jika ada hal-hal yang mengganggu Anda, membicarakannya dapat membantu menurunkan stres Anda. Anda dapat berbicara dengan anggota keluarga, teman, pendeta tepercaya, dokter Anda, atau terapis. Dan Anda juga dapat berbicara dengan diri sendiri.
Ini disebut self-talk dan kita semua melakukannya. Tetapi agar self-talk membantu mengurangi stres, Anda perlu memastikan itu positif dan bukan negatif. Jadi, dengarkan baik-baik apa yang Anda pikirkan atau katakan saat Anda stres.
Jika Anda memberi diri Anda pesan negatif, ubahlah menjadi pesan positif. Misalnya, jangan katakan pada diri sendiri “Saya tidak bisa melakukan ini.” Katakan pada diri sendiri sebagai gantinya: “Saya bisa melakukan ini,” atau “Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa.”
9. Bersikaplah Mudah Pada Diri Sendiri
Terimalah bahwa Anda tidak dapat melakukan sesuatu dengan sempurna tidak peduli seberapa keras Anda mencoba. Anda juga tidak dapat mengontrol segala sesuatu dalam hidup Anda.
Jadi bantulah diri Anda sendiri dan berhentilah berpikir bahwa Anda dapat melakukan begitu banyak hal. Dan jangan lupa untuk menjaga selera humor Anda. Tertawa sangat membantu membuat Anda merasa rileks.
10. Hilangkan Pemicu Anda
Cari tahu apa penyebab stres terbesar dalam hidup Anda. Apakah itu pekerjaan Anda, perjalanan Anda, tugas sekolah Anda? Jika Anda dapat mengidentifikasi apa itu, lihat apakah Anda dapat menghilangkannya dari hidup Anda, atau setidaknya menguranginya.
Jika Anda tidak dapat mengidentifikasi penyebab utama stres Anda, cobalah membuat jurnal stres. Catat kapan Anda menjadi paling cemas dan lihat apakah Anda dapat menentukan polanya, kemudian temukan cara untuk menghilangkan atau mengurangi pemicu tersebut.
Itulah penjelasan bagaimana stres bisa menyebabkan kebutaan dan bagaimana mengelola stres dengan baik. Semoga bermanfaat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News