Womanindonesia.co.id – Hari Keuangan Nasional diperingati 30 Oktober setiap tahunnya. Oeang Republik Indonesia (ORI) atau sekarang dikenal sebagai Uang Rupiah sebagai mata uang resmi.
Mata uang sebuah negara tidak hanya bermanfaat sebagai alat transaksi yang sah. Namun, mata uang juga berperan sebagai simbol kedaulatan suatu negara dan identitas suatu bangsa. Pada peringatan Hari Keuangan Nasional 2022 womanindonesia.co.id membagikan tips mengatur keuangan menghadapi resesi 2023.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, memproyeksikan ekonomi dunia akan mengalami resesi pada 2023. Bahkan, belum lama ini Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa 66 negara berada pada posisi rentan, 345 juta orang di 82 negara sudah masuk, menderita kekurangan pangan akut.
Pakar perbankan, keuangan, dan investasi dari Universitas Gadja Madah (UGM) I Wayan Nuka Lantara, PhD, menyampaikan bahwa resesi yang akan terjadi ke depan dikarenakan lonjakan inflasi sebagai dampak dari konflik Rusia-Ukraina.
Peningkatan inflasi tersebut diikuti oleh kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral di negara Eropa dan Amerika dengan menaikkan tingkat bunga acuan yang akan berdampak juga pada kebijakan yang diambil bank sentral di negara lainnya.
Apabila bunga acuan meningkat, jelas Wayan, biaya modal dan bunga kredit yang akan ditanggung bisnis juga akan naik. Dampak lanjutannya biasanya diikuti oleh mata uang lokal yang melemah terhadap mata uang asing.
Jika suatu negara memiliki banyak pinjaman dalam mata uang asing baik oleh pemerintah maupun swasta maka jumlah mata uang lokal yang akan dikeluarkan untuk membayar pinjaman dalam mata uang asing juga akan meningkat.
“Jika kondisi tersebut tidak membaik, maka kombinasi rentetan harga produk yang meroket, inflasi yang meningkat, bunga acuan kredit yang naik, serta pelemahan mata uang lokal pada akhirnya akan berisiko menyebabkan terjadinya krisis ekonomi global,” papar Wayan dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis (27/10).
Tips Mengatur Keuangan di Tahun Resesi
1. Tekan pengeluaran yang tidak mendesak
Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, mengatakan hal yang paling bisa dikontrol dalam berhemat dimulai dari pengeluaran. Ia mengatakan bahwa pengeluaran yang tidak terlalu mendesak bisa ditekan terlebih dahulu.
“Kurangi pembelanjaan yang tidak terlalu penting, kemudian dialihkan dalam bentuk tabungan maupun dana darurat. Yang bisa dikurangi itu jajan-jajan seperti kopi, boba tea, cemilan-cemilan itu di-hold dulu, uangnya dialihkan perbanyak cash,” kata Andy dilansir dari kumparan, kamis (27/10).
2. Perbanyak menabung
Andy mengatakan langkah selanjutnya dari uang yang dihemat dapat disalurkan dalam bentuk tabungan maupun disimpan sebagai uang kas. Menurutnya, tabungan ini harus mudah diakses seperti bank, sehingga dalam keadaan darurat, dapat segera diambil sesuai kebutuhan.
“Secara sederhana kita bisa perbanyak cash dalam bentuk tabungan, yang penting mudah dicarikan dan dipakai lagi, di deposito, reksa dana, pokoknya yang mudah dibelanjakan lagi. Dalam bentuk logam mulia juga tidak jelek, karena jualnya mudah,” tuturnya.
3. Membuat perencanaan keuangan
Pengamat keuangan lainnya, Ahmad Ghazali, menyebutkan membuat perencanaan keuangan bisa dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan akan adanya kenaikan biaya hidup akibat inflasi. Dengan melakukan perencanaan keuangan, pengeluaran akan lebih terkontrol.
Kita perlu membuat rencana untuk kemungkinan kenaikan biaya hidup. Oleh karena itu perlu diantisipasi pengamanan penghasilan dan diversifikasi pengeluaran. Lakukan pencatatan, jadi kita aware pengeluaran kita perbulan berapa.
4. Tinjau kembali rencana pengambilan kredit
Tips lain yang harus dilakukan adalah meninjau lagi rencana pengambilan kredit. Alasannya karena suku bunga diperkirakan akan naik tahun depan. Saat ini, Bank Indonesia (BI) telah menetapkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 3 persen. Ahmad memperkirakan angka ini akan mengalami kenaikan karena belum selesainya krisis berbagai sektor di Indonesia.
Sebaiknya tinjau kembali rencana pengambilan kredit karena tahun depan suku bunga diperkirakan akan naik kembali. Pilih suku bunga dan cicilan yang fixed agar tidak terkena risiko kenaikan cicilan. Daripada aset nganggur, mungkin ada baiknya buat rencana pelunasan utang dipercepat.
5. Investasi surat utang atau valas
Selain menabung dan menghemat pengeluaran, kamu juga perlu investasi meski di masa sulit. Ahmad mengatakan dalam keadaan resesi, investasi surat utang yang dikeluarkan pemerintah bisa jadi pilihan. Alasannya tentu saja karena suku bunga diperkirakan akan naik. Contohnya adalah surat utang berpendapatan tetap seperti obligasi atau sukuk.
Sementara Andy menyarankan untuk investasi yang sifatnya risiko menengah ke rendah, karena kemungkinan penurunan harga sangat tinggi. Investasi ke mata uang asing (valas) adalah salah satu contohnya, mengingat Federal Reserve (The Fed) terus menaikkan suku bunga.
Dolar AS sangat menarik, karena the Fed naik terus suku bunga sementara rupiah melemah. Ini adalah pembelian yang baik karena harganya selalu naik, terutama untuk rencana jangka panjang, misal untuk sekolah ke luar negeri, daripada nabung dalam rupiah, mending nabung dolar saja karena selisih valuta tadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News