Womanindonesia.co.id – Alasan untuk hidup adalah perenungan mendalam yang harus kita lakukan untuk menemukan makna hidup terbih disaat kita sedang ada dalam kondisi yang kritis, apakah karena memiliki masalah yang berat hingga rasanya ingin menyerah atau disaat hidup dirasa tidak bergairah walau sebenarnya baik-baik saja. “Apa alasanku untuk tetap hidup?”
Seorang dokter tua tidak bisa mengatasi depresi berat setelah kematian istrinya dua tahun sebelumnya. Ia pun mendatangi Frankl untuk meminta bantuan.
Alih-alih memberi nasihat atau menganalisis kondisinya, frankl bertanya kepada si dokter apa yang akan terjadi jika dia yang lebih dulu meninggal. Dokter itu menjawab bahwa akan sangat buruk bagi istrinya yang malang, dia pasti sangat menderita.
Frankl pun lalu bertanya, “Anda lihat kan, Bung Dokter? Anda telah menyelamatkan dia dari semua penderitaan itu, tetapi harga yang harus Anda bayar adalah bertahan hidup dan meratapi istri Anda.” Sang dokter tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia meninggalkan kantor Frankl dalam damai setelah menjabat tangan sang terapis. Dia mampu mengalami rasa sakit untuk menggantikan rasa sakit sang istri tercinta. Hidupnya tiba-tiba memiliki sebuah tujuan.

Itulah cerita proses penyembuhan luka batin yang dilakukan oleh Victor Emil Frankl seorang nourologi dan psikiter Austria pendiri Logoterapi dan Analisis Eksistensial seperti yang dimuat dalam buku karya Hector Garcia dan Francesc Miralles berjudul “Ikigai” yang di Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Renebook.
Frankl menjelaskan bahwa salah satu pertanyaan pertama yang dia tanyakan kepada pasiennya adalah “Mengapa Anda tidak bunuh diri?” Biasanya pasien menemukan alasan bagus untuk tidak bunuh diri dan melanjutkan hidup.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Frankl di kliniknya yang berada di Vienna menunjukan bahwa sekitar 80 persen pasien dan staf percaya bahwa manusia butuh alasan untuk hidup, bahkan sekitar 60 persen dari pasien tersebut merasa bersedia mati untuk seseorang atau sesuatu.
Alasan dibutuhkan untuk memperjelas dan meyakinkan sikap yang telah dan akan diambil. Seorang pimpinan akan meminta alasan pada karyawannya yang tidak masuk kerja, seorang istri akan meminta alasan mengapa suaminya pulang larut malam, seorang hakim meminta alasan mengapa terdakwa melakukan perbuatan jahat, juga termasuk kamu harus meminta alasan pada dirimu sendiri, “Mengapa hidup harus tetap diperjuangkan? Apa yang akan kita perjuangkan di sisa waktu kita?” Seperti kata Sutan Sjahrir, “Hidup yang tidak diperjuangkan tak dapat dimenangkan.”
Seperti dokter yang datang menemui Frankl yang akhirnya kembali bergairah hidupnya setelah ditinggal mati oleh istri tercinta karena menemukan alasan mengapa dia harus melanjutkan hidup sendirian. Kita juga sama, apa alasan kita untuk tetap hidup walau rasanya ingin mengakhirinya.
Coba deh jujur pada diri sendiri, akui bahwa hidup ini hanya melakukan rutinitas yang berulang saja. Yang kaya melakukan rutinitas orang kaya, yang sederhana melakukan aktifitas orang sederhana, yang pintar melakukan aktifitas orang pintar, yang bodoh melakukan aktifitas orang bodoh, dan seterusnya. Ini bukan soal salah benar tetapi soal bermakna atau tidak bermakna.
Ada dua orang ibu yang sama-sama sedang mengajari anaknya membaca. Mereka ditanya dengan pertanyaan yang sama, “Sedang apa ibu?” Ibu pertama menjawab, “Terpaksa ni jadi guru dadakan soalnya anakku kan sekarang belajarnya di rumah selama pandemi.” Ibu kedua menjawab, “Sedang mempersiapkan generasi penerusku untuk menjadi orang yang sukses.” Ibu kedua sudah bisa memaknai anak dengan benar, buka sebagai kewajiban dan beban, melainkan sebagai tugas mulia yang dia emban dengan sukacita.
Mari kita jalani hidup yang bermakna dengan menemukan alasan yang tepat untuk apa kita hidup. Sudah sejak lama jiwa bertanya, “Apakah kita akan melanjutkan hidup, hidup seperti apa, apakah hidup yang biasa-biasa saja seperti yang selama ini kita jalani atau hidup yang bermakna?”
MOHAMAD RISAT | Motivator Jiwa Bahagia
Tentang Jiwa Bahagia | Alasan Untuk Hidup
Jiwa adalah benih kehidupan yang harus dirawat dengan baik. Pastikan ia tumbuh dengan sehat hingga berbuah kebahagiaan. Jiwa bahagia adalah sebuah upaya untuk menginspirasi siapa pun yang ingin menjalani hidup yang sehat dan bahagia.
Jiwa Bahagia digagas oleh Mohamad Risat, seorang pembicara motivasi dan penulis buku pengembangan diri. Sejak 2008 Risat berpengalaman memberikan pelatihan motivasi untuk umum dan perusahaan. Bank BNI, Bank BRI, PLN, Telkomsel, HM Sampoerna, Aqua Danone adalah diantara perusahaan-perusahaan yang pernah mengundannya (dan ratusan lainnya). Buku pengembangan diri karya Mohamad Risat adalah; Mind Heart Connection, Logika Cinta, Semua Akan Pindah Pada Waktunya, Hati Yang Purnama, dan Jiwa Bahagia – Cara menenteramkan dan membahagiakan jiwa (buku pilihan program Kick Andy).
Informasi dan konsultasi dapat menghubungi +62 811-997-377.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News