WomanIndonesia.co.id – Penyakit hipertensi merupakan penyakit tidak menular (PTM) yang menakutkan. Bagaimana tidak, hipertensi dijuluki sebagai Silent Killer atau membunuh diam-diam. Berdasarkan data dari Riskesdas 2018, 63 juta lebih penduduk Indonesia saat ini menderita hipertensi, dengan angka kematian akibat hipertensi mencapai 427.218 kematian. Tidak hanya itu, hipertensi ternyata terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya mempunyai hipertensi, sehingga tidak mendapatkan pengobatan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi Tunggul D. Situmorang menjelaskan, hipertensi merupakan musibah yang besar di seluruh dunia, dan penyebab paling utama terhadap kematian dan kecacatan, dimana 9,4 juta orang meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia.
“Indonesia sendiri berada di posisi kelima setelah Cina sebagai penduduk dengan penderita hipertensi terbesar di dunia. Hal ini yang perlu menjadi perhatian khusus bagi para penderita hipertensi,” ungkap Tunggul pada webinar bertajuk “Fight! Hypertension “The Silent Killer” oleh Lifepack & Jovee baru-baru ini.
Tunggul menambahkan, banyak penderita hipertensi yang lalai atau tidak rutin mengonsumsi obat, padahal hal itu sangat penting. Data proporsi riwayat minum obat dan alasan tidak minum obat pada penderita hipertensi di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada tahun 2018 menunjukan hanya 54,4% penderita hipertensi yang rutin mengonsumsi obat.
Sebanyak 32,3% tidak rutin, dan yang mengkhawatirkan adalah 13,3% tidak minum obat sama sekali. “Padahal hipertensi sebagian bisa dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola hidup sehat dan mengonsumsi obat secara rutin,” lanjutnya.
Berbagai alasan mengapa penderita hipertensi tidak meminum obatnya secara rutin, 59,8% merasa dirinya sudah sehat, 31,3% tidak rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), 14,5% mengonsumsi obat tradisional, 11,5% sering lupa, 8,1% tidak mampu membeli obat rutin, 4,5% tidak tahan dengan efek samping obat, dan terakhir 2,0% menyatakan obat tidak tersedia di fasyankes. Untuk itu diperlukan solusi untuk penderita hipertensi agar mudah mendapatkan obat dan selalu rutin mengonsumsi obat-obatan.
CEO Lifepack & Jovee Natali Ardianto mengungkapkan diperlukan solusi bagi penderita penyakit kronis salah satunya hipertensi untuk rutin mengonsumsi obat. Lifepack sebagai apotek digital untuk penyakit kronis, menghadirkan solusi untuk meningkatkan Medical Adherence atau kepatuhan terhadap pengobatan dengan menghadirkan Blister Pack atau Kotak Obat Sekali Pakai.
Kotak obat ini diatur berdasarkan waktu konsumsi, pagi, siang, sore, dan malam. Dan di dalam kotak obat ini telah terdapat informasi secara lengkap di setiap kotaknya dengan detail seperti tanggal konsumsi obat, waktu konsumsi obat, serta nama pasien tertera di kotak obat.
“Dengan blister pack dari Lifepack ini pasien atau penderita hipertensi tidak perlu khawatir lagi untuk lupa mengonsumsi obat, karena melalui aplikasi Lifepack terdapat fitur pengingat konsumsi obat,” jelas Natali.
Tidak hanya itu, untuk solusi pemenuhan kebutuhan obat harian, mingguan, atau bulanan, masyarakat dapat langsung mengunduh aplikasi Lifepack dan bisa berkonsultasi dengan dokter secara gratis. Namun, bagi yang sudah memiliki resep, bisa langsung mengunggah resepnya ke aplikasi Lifepack dan akan mendapatkan layanan pemesanan obat dengan gratis ongkir ke seluruh wilayah Indonesia sampai bulan Agustus 2020 ini.
“Kami berharap dengan hadirnya solusi dari Lifepack akan kemudahan akses pelayanan kesehatan, dapat membantu masyarakat Indonesia khususnya penderita penyakit kronis dalam mendapatkan obat yang terjamin keasliannya, dengan harga yang kompetitif, serta dengan fitur unggulan kami yaitu Blister Pack atau Kotak Obat Sekali Pakai yang mampu menjadi solusi untuk kebutuhan konsumsi obat secara rutin bagi penderita penyakit kronis,” tutup Natali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News