WomanIndonesia.co.id – Meskipun data WHO mencatat bahwa 417 juta orang di dunia mengalami Herpes Genital, pengetahuan masyarakat di seluruh dunia tentang penyakit ini, termasuk di Indonesia masih sangat kurang.
Sampai saat ini, masih banyak terdapat mitos, pengertian yang salah tentang Herpes Genital, sehingga masyarakat tidak mengetahui secara tepat apa sebenarnya penyakit ini, bagaimana penyebarannya dan bagaimana mencegah serta mengobatinya.
Herpes Genital memang jarang menyebabkan kematian namun demikian penyakit ini bersifat kronis, dapat bertahan selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Penyakit ini menular melalui kontak seksual dan dapat mengenai pria maupun wanita.
Walaupun pengobatan supresi dapat membantu, jika sudah terkena maka Virus akan tetap ada dalam tubuh sehingga penyakit ini tidak dapat diobati secara permanen.
Oleh karenanya kesadaran akan penyakit ini harus ditingkatkan sehingga masyarakat dapat tanggap terhadap penyakit ini, mengenali penyakit ini secara tepat serta mewaspadai penularannya.
Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K), M.Epid menjelaskan, Herpes Genital merupakan salah satu penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diakibatkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) tipe 1 dan 2.
“Biasanya tipe 1 ditularkan melalui oral ke oral sedangkan tipe 2 melalui aktivitas seksual, namun dengan semakin berkembangnya bentuk aktivitas seksual maka terkadang ditemukan HSV tipe 1 di area genital,” jelas dr. Wresti pada seminar media di Klinik Pramudia, Jakarta baru-baru ini.
Ia menjelaskan, perjalanan penyakit atau jenis Herpes Genital dimulai dengan lesi inisial primer, yaitu saat pertama kali terkena Herpes Genital, tubuh akan langsung menunjukkan gejalanya seperti sariawan, sakit dan dapat bernanah.
“Selanjutnya, lesi inisial non-primer yaitu saat pertama kali virus masuk, tubuh sudah terlebih dahulu membentuk antibodi sehingga virus tidak langsung terlihat atau menunjukkan gejala,” jelas dr. Wresti.
“Episode kambuhan, yaitu pada saat virus yang sudah ada dalam tubuh dan menunjukkan gejalanya saat antibodi menurun,” tambahnya.
Persentase Penderita
Dr. Wresti memaparkan, biasanya yang terkena Herpes Genital, seperti di RSCM, berada di usia dewasa muda (20-40 tahun). Usia termuda pasien Herpes Genital di RSCM yaitu 16 tahun dan untuk tertua usia 64 tahun.
Persentase jumlah pasien penyakit ini di tahun 2016 yaitu 2,95 persen terdiri dari empat pria; delapan orang perempuan, tahun 2017, 3,37 persen terdiri dari enam pria; enam perempuan, dan tahun 2018, 3,77 persen terdiri dari tujuh pria; delapan perempuan.
“Dan dari kasus tersebut, 60 persennya adalah kasus herpes atypic atau tidak menunjukkan gejala khas dan untuk mendeteksinya dibutuhkan pemeriksaan lab HSV dan PCR, 20 persen asymptomatik atau yang tidak langsung menunjukkan gejala dan 20 persen typical atau yang sudah parah,” jelas dr. Wresti.
Kurangi Kekambuhan
Virus Herpes tidak dapat diobati secara permanen, jika sudah terkena virusnya maka akan tetap ada di dalam tubuh. Adapun obat-obatan yang ada sekarang hanya untuk mengurangi kekambuhan penyakit ini. Herpes Genital bersifat periodik, kemunculannya akan bergantung dari daya tahan tubuh pasien.
“Bagi pasien dewasa, Herpes Genital tidak berbahaya ataupun menyebabkan kematian, namun bagi ibu hamil yang baru saja terkena virus HSV akan sangat berbahaya bagi bayinya,” lanjutnya.
Ia menekankan, Herpes Genital bukan hanya menyerang fisik namun juga psikis, seperti menimbulkan rasa malu, tidak percaya diri bahkan dapat mempengaruhi hubungan antarpasangan.
Pencegahan
Masyarakat dapat melakukan pencegahan agar tidak terkena virus herpes, misalnya dengan tidak berganti-ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual, selalu menjaga kebersihan terutama pada area genital.
“Dan yang terpenting jika sudah menemukan gejala atau tanda herpes seperti sariawan di area genital, segera konsultasikan ke dokter untuk diobati, hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya penularan, mengingat masyarakat sering tidak sadar bahwa mereka sudah terkena virus herpes,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News