WomanIndonesia.co.id – Menstruasi atau sering disebut haid adalah ketika darah dan jaringan dari rahim keluar dari vagina Anda. Ini biasanya terjadi setiap bulan pada perempuan usia produktif.
Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi membantu tubuh kita mempersiapkan kehamilan setiap bulan. Ini juga membuat perempuan mengalami menstruasi jika tidak hamil. Siklus dan menstruasi dikendalikan oleh hormon seperti estrogendan progesteron
Proses Menstruasi
Perempuan memiliki dua ovarium, dan masing-masing memegang seikat telur. Telurnya sangat kecil bahkan terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Selama siklus menstruasi, hormon membuat telur di indung telur matang, ketika telur matang, itu berarti siap dibuahi oleh sel sperma
Hormon-hormon ini juga membuat lapisan rahim tebal dan kenyal.
Jadi, jika sel telur dibuahi, ia memiliki tempat yang nyaman dan enak untuk memulai kehamilan. Lapisan ini terbuat dari jaringan dan darah, seperti hampir semua hal lain di dalam tubuh kita. Ini memiliki banyak nutrisi untuk membantu pertumbuhan kehamilan.
Sekitar setengah dari siklus menstruasi perempuan, hormon akan memberitahu salah satu indung telur untuk melepaskan sel telur yang matang, ini disebut ovulasi. Kebanyakan orang tidak merasakannya saat mereka berovulasi, tetapi beberapa gejala ovulasi seperti kembung, bercak, atau sedikit sakit di perut bagian bawah sehingga Anda mungkin hanya merasa di satu sisi.
Setelah telur meninggalkan ovarium, ia bergerak melalui salah satu saluran tuba menuju rahim. Jika kehamilan tidak terjadi, tubuh Anda tidak perlu lapisan tebal di rahim Anda. Lapisan tersebut rusak, darah, nutrisi, dan jaringan mengalir keluar dari tubuh melalui vagina. Inilah yang disebut menstruasi.
Jika Anda hamil, tubuh membutuhkan lapisan tersebut itulah sebabnya haid Anda berhenti selama kehamilan. Dan Anda akan kembali menstruasi ketika tidak hamil lagi.
Menstruasi Normal
Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K) dari Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI) menjelaskan menstruasi dikatakan normal apabila panjang siklus menstruasi (jarak antara hari pertama menstruasi dengan hari pertama menstruasi berikutnya) antara 21-35 hari, dan idealnya 28 hari.
Lama haid (hari mulai keluarnya darah menstruasi hingga hari terakhir keluarnya darah menstruasi) antara 3-7 hari.
“Jika kurang dari tiga berarti hormonnya tidak cukup. Jika usia saat haid 17 tahun seharusnya hormonnya sudah baik,” kata dr. Dwiana pada media gathering Betadine Feminine Hygiene di Jakarta, kemarin.
Menstruasi juga dikatakan normal apabila antara satu masa menstruasi dengan masa menstruasi berikutnya ada masa bersih dari keluarnya menstruasi. Selain itu, perempuan yang menstruasi akan merasa tidak nyaman pada perut bagian bawah. “Ini hanya terjadi saat keluarnya menstruasi,” kata dr. Dwiana.
Mengapa demikian? Karena pada proses ovulasi, folikel yang matang akan pecah dan mengeluarkan sel telur ke tuba falopi untuk dibuahi. Pada tahapan ini lapisan rahim telah menebal untuk mempersiapkan sel telur yang telah dibuahi.
“Jika pembuahan tidak terjadi, lapisan rahim serta darah akan luruh keluar melalui leher rahim lalu ke vagina,” ujar dr. Dwiana.
GejaIa/Tanda Waspada Menstruasi
Semua perempuan harus mewaspadai menstruasi yang tidak normal. Adapun gejala/tanda menstruasi yang harus diwaspadai yakni apabila panjang siklus haid kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari.
Lama haid kurang dari 3 hari. Haid kurang dari 3 hari dan tidak rutin bisa jadi ada masalah hormon yang berasal dari kelenjar pituitari (hipofisis) dan hipotalamus (yang dapat memengaruhi fungsi ovarium), disfungsi tiroid, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
“Ini adalah beberapa kondisi yang dapat mengubah siklus atau lamanya waktu menstruasi,” katanya.
Selain itu, darah yang keluar sedikit sekali (hanya flek-flek) atau banyak sekali (hingga bergumpaI-gumpal) serta tidak pernah ada masa bersih haid juga menjadi indikasi menstruasi tidak normal.
Terlalu banyak mengeluarkan darah menstruasi atau terlalu lama bisa menyebabkan anemia. Volume darah haid yang keluar rata-rata mencapai 35-50 ml atau sekitar tujuh hingga 10 sendok teh per hari. Sementara, per 30 ml volume darah yang hilang pada periode itu, wanita kehilangan 30 mg zat besi.
“Nyeri menstruasi berlebihan mulai sebelum hingga setelah menstruasi, dan mengganggu aktivitas serta darah yang keluar disertai bau tidak nyaman yang berlebihan juga perlu diwaspadai,” jelas dr. Dwiana.
“Untuk itu kebersihan area kewanitaan harus lebih diperhatikan ketika menstruasi,” jelasnya.
Menjaga Kesehatan Saat Menstruasi
Lebih lanjut dr. Dwiana menjelaskan tujuan utama menjaga kesehatan saat menstruasi ialah untuk mencegah terjadinya infeksi dan anemia. Karena, penumpukan darah haid di rongga rahim, rongga vagina, area kewanitaan dan pembalut akan menjadi media tumbuhnya bakteri dan jamur.
Darah yang keluar saat haid dapat menyebabkan turunnya kadar sel darah merah dalam darah (kadar Hemoglobin/HB darah). “Jika darah menstruasi 100 cc maka kita akan kehilangan 1 Hemoglobin,” ujarnya.
Kiat Menjaga Kebersihan Saat Menstruasi
Gunakan Antiseptik
Untuk menjaga kesehatan area kewanitaan saat menstruasi dimana risiko infeksi meningkat, maka penting sekali supaya membersihkan organ kewanitaan secara teratur. Penggunaan pembersih khusus kewanitaan yang merupakan antiseptik dengan pH sesuai kondisi area kewanitaan.
“Pada kondisi normal, pH area kewanitaan idealnya 3,5 – 4,5 tapi pada saat menstruasi meningkat menjadi 7,4. Ketika pH meningkat, jumlah bakteri baik di area kewanitaan akan menurun sehingga risiko infeksi meningkat,” jelas dr. Dwiana.
Sering Ganti Pembalut
Menggunakan pembalut yang bersih dan dapat menyerap darah yang keluar dengan baik serta menggantinya secara berkala minimal setiap 4 jam (idealnya setiap 2 jam).
Umumnya panjang siklus menstruasi sekitar 28 hari. Namun tidak sedikit yang memiliki panjang siklus berbeda-beda dikarenakan kondisi hormonal yang berbeda juga.
“Apabila ada gejala yang tidak normal dirasakan saat menstruasi, maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter,” jelas dr. Dwiana.
Tidak hanya harus rajin dibersihkan pada saat menstruasi, sehari-harinya area kewanitaan juga harus mendapat perhatian khusus agar terhindar dari berbagai ancaman tersembunyi, seperti infeksi jamur, bau tidak sedap, sampai peradangan pada area kewanitaan tersebut.
“Membersihkan area kewanitaan secara teliti dan berkala dengan cara yang benar. Menggunakan air bersih mengalir dengan cairan pembersih (antiseptik) yang sesuai untuk area kewanitaan,” jelasnya.
Selain itu ancaman area kewanitaan yang penting diketahui oleh perempuan adalah kanker serviks. Kanker serviks menjadi pembunuh perempuan terbesar di Indonesia dengan 15.000 kasus setiap tahunnya. Merawat sendiri area kewanitaan itu penting.
“Tapi bagi yang sudah melakukan kontak seksual, jangan lupa periksa ke dokter secara teratur untuk dilakukan upaya pencegahan kanker serviks, minimal 3 tahun sekali,” ungkap dr. Dwiana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News