Penyakit disleksia merupakan salah satu jenis penyakit atau gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan-kemampuan seperti belajar, membaca, dan menulis.
Womanindonesia.co.id – Penderita disleksia biasanya akan kesulitan membaca dan mengingat kata-kata sederhana yang sering dilihat. Mereka juga lebih mudah memahami informasi yang didapat secara lisan daripada tertulis.
Penyebab Penyakit Disleksia
Kelainan ini dipercayai disebabkan oleh pengaruh genetik dan faktor lingkungan. Disleksia memengaruhi kinerja otak yang bertanggungjawab untuk mengolah bahasa. Diagnosis disleksia ditegakkan melalui serangkaian ujian berkaitan dengan kemampuan mengingat, melihat, mengeja, dan membaca.
Biasanya, ketika anak mengalami disleksia, maka anak tersebut memiliki risiko untuk mengalami gangguan lainnya, seperti gangguan hiperaktivitas atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan bahasa, dan gangguan menghitung.
Gejala Penyakit Disleksia
Gejala tiap orang dengan disleksia dapat berbeda satu dengan lainnya. Berikut ini uraian gejala disleksia berdasarkan usia.
Usia pra sekolah
- Terlambat bicara
- Kesulitan bicara
- Kesulitan atau kurang tertarik pada alphabet
- Kesulitan dalam mengekspresikan diri dengan kata-kata
Usia sekolah
- Ejaan yang terbalik dan tidak konsisten
- Menulis huruf dan angka terbalik
- Bingung dengan urutan huruf dalam kata
- Membaca perlahan dan membuat kesalahan saat membaca dengan suara keras
- Menulis lambat dan tulisan tangan jelek
- Kesulitan membedakan abjad dan cara mengejanya
Remaja dan dewasa
- Kesulitan dalam merencanakan dan menulis esai, surat, atau laporan
- Kesulitan dalam membuat catatan
- Mengeja dengan buruk
- Kesulitan dalam mengekspresikan sesuatu dengan tulisan
- Kesulitan dalam mengingat susunan angka seperti nomer telepon Menghindari kegiatan membaca dan menulis
Cara Mengatasi Disleksia
Bila Anda merasa anak Anda memiliki kesulitan yang menunjukkan gejala disleksia, Anda dapat mengonsultasikannya dengan dokter spesialis anak.
Bila anak Anda telah mendapatkan diagnosis dan membutuhkan dukungan lebih, Anda dapat mengonsultasikan anak Anda ke psikolog dan bergabung dengan kelompok dukungan disleksia.
Di Indonesia sendiri telah terdapat beberapa kelompok dukungan disleksia, seperti Asosiasi Disleksi Indonesia dan Dyslexia Parents Support Group. Dengan begitu, maka anak dan orang tua dapat saling berbagi mengenai pengalaman masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News