Womanindonesia.co.id – Industri manufaktur kerap dianggap sebagai dunia laki-laki, tetapi Rosleri Yanti, Operation Lead di PT Mondelez Indonesia Manufacturing, membuktikan bahwa perempuan juga memiliki peran strategis di dalamnya.
Dalam exclusive media interview yang digelar daring pada Selasa (4/3), Rosleri berbagi pengalamannya meniti karier di bidang teknik manufaktur serta bagaimana Mondelez Indonesia menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi perempuan.
Tantangan dan Peran Perempuan di Industri Manufaktur
Laporan Kesenjangan Gender dari World Economic Forum mengungkap bahwa perempuan hanya mengisi sepertiga kebutuhan tenaga kerja di sektor manufaktur, dengan penurunan hingga 21% di tingkat eksekutif senior. Hal ini menguatkan anggapan bahwa manufaktur adalah dunia yang lebih cocok bagi laki-laki, baik dari segi fisik maupun keseimbangan mental dan emosional yang dibutuhkan di industri ini.
Namun, menurut Rosleri Yanti, anggapan tersebut perlahan mulai berubah. “Manufaktur tidak hanya soal tenaga fisik, tetapi juga kecerdasan, ketelitian, dan inovasi. Perempuan memiliki keunggulan di banyak aspek seperti multitasking, problem-solving, hingga pemahaman teknologi. Dengan dukungan yang tepat dari perusahaan, industri ini justru memberikan peluang besar bagi perempuan,” ujarnya.
Rosleri juga menekankan bahwa kontribusi perempuan di manufaktur bukan hanya dalam operasional harian, tetapi juga dalam pengambilan keputusan strategis. “Sebagai contoh, di tim manufaktur Mondelez Indonesia, kami memproduksi produk makanan ringan seperti OREO, Mini Oreo, dan Ritz, yang kebanyakan keputusan pembeliannya ada di tangan para ibu. Ini menjadi keunggulan tersendiri bagi tim perempuan di manufaktur karena mereka memahami kebiasaan para ibu dalam memilih produk,” jelasnya.
Mondelez Indonesia: Budaya Keberagaman dan Inklusi
Sebagai perusahaan global, Mondelez Indonesia berkomitmen menciptakan lingkungan kerja yang inklusif melalui kebijakan Diversity & Inclusion. “Kami memastikan bahwa semua karyawan, termasuk perempuan, memiliki kesempatan karier yang sama tanpa batasan gender,” kata Rosleri.
Mondelez Indonesia juga memiliki berbagai program untuk mendukung keseimbangan kehidupan kerja bagi perempuan, salah satunya adalah kebijakan “Grow Your Family”. Program ini memberikan cuti melahirkan selama tiga bulan ditambah satu bulan kerja fleksibel. “Kami ingin memastikan bahwa perempuan bisa kembali bekerja sesuai kesiapan mereka tanpa mengorbankan peran mereka sebagai ibu,” tambahnya.
Selain itu, perusahaan juga mendorong pengembangan diri karyawan melalui program mentoring dan pelatihan. “Kami ingin melihat lebih banyak perempuan menjadi pemimpin di manufaktur. Dengan mindset yang terus berkembang, kami yakin itu bisa terjadi,” ujarnya.
PT Mondelez Indonesia Manufacturing di Cikarang, Jawa Barat, merupakan salah satu pusat produksi terbesar Mondelez International. Pabrik ini tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga mengekspor produk ke 40 negara, termasuk Jepang dan Australia yang dikenal memiliki standar tinggi terhadap kualitas produk makanan.
“Teknologi di pabrik kami sudah berstandar global, mulai dari proses mixing adonan, pencetakan biskuit OREO, pemanggangan di oven, hingga pengemasan. Kami juga mengadopsi teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan untuk produksi yang lebih berkelanjutan,” jelas Rosleri.
Sebagai bagian dari Mondelez International, PT Mondelez Indonesia Manufacturing bangga berkontribusi dalam ekspor dan pertumbuhan ekonomi nasional. “Kami memberdayakan lebih dari 1.500 tenaga kerja Indonesia, dengan rata-rata masa bakti lebih dari 12 tahun. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya menawarkan pekerjaan, tetapi juga membangun karier jangka panjang bagi karyawan,” tutupnya.
Dengan semakin banyaknya perempuan yang berkiprah di industri manufaktur, diharapkan ke depannya sektor ini semakin inklusif dan berkembang pesat. “Mondelez Indonesia percaya bahwa keberagaman adalah kunci inovasi. Kami ingin terus menciptakan lingkungan kerja di mana perempuan bisa berkembang dan memberikan kontribusi terbaik mereka,” pungkas Rosleri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News