Wabah DBD (Demam Berdarah Dengue) biasanya muncul di musim hujan. Nah, agar terhindar dari wabah DBD yuk lakukan lima hal berikut ini!
Womanindonesia.co.id – Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu jenis wabah yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). Biasanya wabah demam berdarah (DBD) muncul pada saat musim hujan.
Gejala yang akan Anda alami ketika terkena DBD adalah demam, ruam, serta nyeri otot dan sendi. Pada kasus yang parah terjadi pendarahan hebat dan syok, yang dapat membahayakan nyawa. Lantas bagaimana cara mewaspadai wabah Demam Berdarah (DBD) di musim hujan? Simak berikut ini.
Dilansir dari Kompas.com, Pada saat awal dan akhir musim hujan, para ahli menilai nyamuk memang lebih aktif dan lebih banyak berkembang biak dalam masa itu, termasuk menyebabkan DBD dan cikungunya.
Sebab, saat awal musim hujan, pada umumnya intensitas curah hujan tidak terlalu besar, sehingga cukup untuk membasahi permukaan benda-benda di tanah dan membuat genangan di berbagai benda tersebut.
Genangan yang tidak segera dibersihkan dan dalam keadaan kotor sangat mungkin sekali menjadi sarang, tempat bertelur dan berkembang biak nyamuk-nyamuk, terutama jenis Aedes Aegypti ini menjadi lebih banyak bermunculan.
Berikut ada beberapa cara yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan untuk bisa dilakukan, guna mencegah ancaman penyakit demam berdarah.
Cara Mencegah Wabah DBD di Musim Hujan
1. Menguras tempat penampungan air
Seperti diketahui, jentik atau bayi nyamuk berkembang-biak di air yang tergenang. Maka, berbagai wadah atau tempat-tempat penampungan air yang tidak terpakai, atau bahkan terbengkalai, serta dipenuhi sampah sangat berisiko menjadi tempat kembang biak nyamuk.
Saat jentik itu telah tumbuh dewasa, sangat mungkin bagi mereka menyebarkan bakteri. Sehingga, masyarakat diminta untuk secara rutin membersihkan wadah atau dinding penampung air, karena di situ telur nyamuk bisa menempel.
2. Menutup wadah atau tempat yang menjadi sarang bagi nyamuk
Selain dibersihkan, wadah atau tempat yang berfungsi atau berpotensi menampung air juga perlu ditutup. Tak hanya menutupnya ketika sedang tidak digunakan, Anda juga perlu mengubur barang bekas di dalam tanah. Sebab, beberapa benda rongsok yang kotor berpotensi menjadi sarang nyamuk aedes aegypti.
3. Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama
Kebiasaan menunda-nunda melipat cucian dan membiarkannya menumpuk begitu saja? Jika tidak, apa Anda justru terbiasa menggantung baju di balik pintu, atau menumpuk cucian kotor di pojokan kamar?
Sebaiknya setop kebiasaan ini sebagai langkah pencegahan DBD. Membiarkan baju menumpuk atau tergantung begitu lama dapat menjadi tempat favorit untuk dihinggapi nyamuk. Hal ini dikarenakan nyamuk menyukai aroma tubuh manusia.
Jika Anda memang harus menyimpan kembali baju yang baru dipakai, lipat kemudian simpan pada tempat yang bersih dan tertutup.
4. Fogging
Selain rutin melindungi rumah pakai obat nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar, penting juga untuk membiasakan kegiatan fogging. Fogging adalah cara pencegahan demam berdarah (DBD) secara massal dengan penyemprotan obat nyamuk yang mampu menjangkau area lebih luas.
Pencegahan demam berdarah (DBD) dengan fogging biasanya dilakukan ketika masuk musim pancaroba atau ketika angka kasus demam berdarah di daerah Anda mulai meningkat.
Obat fogging mengandung zat kimia piretroid sintetis (insektisida) yang dilarutkan dengan air, kemudian diuapkan menjadi kabut asap. Asap fogging dapat menyebar cepat ke pelosok bangunan dan dapat cepat membunuh nyamuk serta jentik-jentiknya. Maka itu, setiap penghuni rumah wajib membiarkan semua pintu dan jendela rumah mereka terbuka selama fogging berlangsung.
Dilakukan dengan tepat, fogging tidak akan berisiko pada kesehatan Anda. Namun agar tidak terlalu banyak menghirup asap, sebaiknya gunakan masker atau “evakuasi” dulu ke tempat terbuka dengan aliran udara lancar.
Fogging paling baik dijadwalkan pada sekitar pukul 5.30-7.30 pagi atau 4.30-6.30 malam. Waktu tersebut adalah saat nyamuk demam berdarah sedang aktif keluar dari sarangnya.
5. Daur ulang
Jarang disadari, bahwa sampah-sampah yang telah tertumpuk di luar ruangan juga berpotensi menjadi sarang nyamuk berikutnya. Apalagi, ketika hujan turun dan menggenang di atas tumpukan sampah yang ada. Misalnya, seperti sampah botol-botol, ember, wadah-wadah yang berbentuk cekung atau cembung ke atas, sampah plastik dan lain sebagainya yang bisa membuat air tergenang saat hujan turun.
Dengan begitu, cara mencegah DBD yang ketiga yakni dengan memanfaatkan kembali atau mendaur limbah barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangan nyamuk demam berdarah.
Itulah beberapa hal yang harus kita lakukan untuk mencegah wabah DBD ketika musim hujan. Semoga bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News