Womanindonesia.co.id – Menurut World Health Organization (WHO), terjatuh merupakan salah satu kecelakaan yang paling sering dialami oleh anak-anak. Masa pandemi seperti saat ini membuat anak menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah.
Olehnya itu, resiko terjadinya luka saat mereka di rumah pun menjadi semakin meningkat. Sementara itu, masih banyak orangtua di Indonesia yang belum memahami pentingnya memberikan penanganan luka yang tepat bagi anak.
Jika tidak ditangani dengan baik, luka yang terjadi akibat terjatuh dapat menimbulkan infeksi, bahkan menyebabkan trauma yang dapat menghambat anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, selain kebebasan untuk bermain dan bereksplorasi, anak juga memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari orangtua.
Dokter Spesialis Anak, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A mengatakan masa pandemi ini memberikan kesempatan kepada orangtua untuk bisa terlibat lebih aktif dalam kegiatan eksplorasi anak yang penting bagi tumbuh kembangnya.
Orangtua perlu tahu bahwa anak membutuhkan kebebasan dalam bermain dan bereksplorasi karena aktivitas tersebut dapat menstimulasi kreativitas dan kemampuan motorik anak.
Selain memberikan kebebasan, sebagai pelindung bagi anak-anaknya, orangtua juga perlu memastikan keamanan lingkungan tempat anak bermain serta memiliki pemahaman yang baik mengenai luka.
Karena masih banyak orangtua yang belum tahu bahwa setiap jenis luka membutuhkan perawatan yang berbeda dan perawatan luka yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko infeksi berlanjut, bahkan trauma yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Lebih lanjut dr Mesty memberikan contoh trauma yang mungkin dialami oleh anak yaitu memiliki rasa takut dan kekhawatiran yang lebih tinggi dibanding anak lain karena ia memiliki memori yang tidak menyenangkan saat terluka dulu. Karenanya penting bagi orangtua dan anak untuk mengenal jenis luka untuk mengetahui langkah perawatan seperti apa yang sebaiknya dilakukan.
Menggandeng story teller ternama Indonesia yaitu Kak Ria Enes dan Susan serta Kak Bonchie Yoska Sudrajat, Hansaplast mengajak orangtua dan anak Indonesia untuk memahami seluk-beluk luka. Mulai dari apa itu luka, jenis-jenis luka, hingga bagaimana cara menguasai keadaan yang tidak diinginkan seperti kecelakaan. Sehingga baik orangtua maupun anak dapat melakukan langkah pertolongan pertama pada luka secara tepat.
“Saat terjadi insiden, poin terpenting yang justru paling sering dilupakan oleh orangtua adalah tetap tenang dan tidak panik,” kata Kak Ria Enes dalam story telling yang diadakan secara virtual oleh Hansaplast, Kamis (29/7).
Agar anak tumbuh jadi pribadi yang tidak mudah panik, saat terjadi luka, orangtua sebaiknya tidak melarang anak untuk menangis melainkan mencoba menenangkan dengan cara meyakinkan bahwa papa dan mama ada bersamanya.
“Dengan sikap tenang, akan lebih mudah untuk fokus pada langkah yang seharusnya dilakukan untuk menangani luka sesuai dengan jenisnya,” lanjut Kak Ria Enes.
Berikut ini tiga langkah mudah pertolongan pertama yang dapat diikuti orang tua saat anak mengalami luka ringan di rumah:
Bersihkan
Bersihkan luka dari kotoran untuk mencegah infeksi. Gunakan Hansaplast Spray Antiseptik yang dilengkapi Polyhexamethylene (PHMB) yang dapat mengobati luka tanpa rasa perih.
Lindungi
Lindungi luka dari kotoran dan bakteri untuk mencegah infeksi. Gunakan Plester Hansaplast dengan Bacteria Shield yang telah teruji secara klinis dapat melindungi luka dari kotoran dan bakteri penyebab infeksi.
Sembuhkan
Setelah luka mulai mengering, rawat luka dengan Hansaplast Salep Luka untuk mencegah bekas luka.
Marketing Director Hansaplast, Dr. Christopher Vierhaus, mengatakan, luka, sekecil apapun, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama bila tidak ditangani dengan baik karena beresiko menyebabkan infeksi berlanjut dan trauma pada anak.
Memahami pentingnya bagi orangtua untuk mengetahui tata cara penanganan luka pada anak, selain menghadirkan teknologi Bacteria Shield, Hansaplast juga mengadakan program Anak Siaga Hansaplast yang mengemas edukasi mengenai luka dengan cara yang seru dan menyenangkan untuk diikuti bersama antara orangtua dan anak.
“Kami berharap, program Anak Siaga Hansaplast ini dapat menyadarkan orangtua akan pentingnya memahami tata cara penanganan luka pada anak, terutama di saat pandemi seperti sekarang ini dimana anak banyak menghabiskan waktunya di rumah,” tutur Christopher.
Bila orangtua telah memiliki kemampuan yang cukup untuk membantu menangani luka-luka ringan yang dapat terjadi di rumah, diharapkan dapat menurunkan resiko infeksi dan anak-anak pun dapat lebih tenang dan nyaman dalam menjalankan kegiatan eksplorasi belajar dan bermain yang sangat mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News